Menu

Monday, January 29, 2018

Tujuan SMK3 (Part 2)
Unknown

Tujuan SMK3 (Part 2)

Multi Kompetensi
Tujuan SMK3 (Part 2)

  • Sebagai dasar Pengahrgaan (Awards)

Sistem Manajemen K3 juga digunakan sebagai dasar untuk pemberian penghargaan k3 atas pencapaian kinerja K3, Pengahrgaan K3 diberikan baik oleh instansi pemerintah maupun lembaga independen lainnya seperti Sword of Honour dari British Safety Council, Five Start Safety Rating System dari DNV atau National Safety Council Award, dan SMK3 dari Depnaker. Penghargaan K3 diberikan atas pencapaian kinerja K3 sesuai dengan tolak ukur masing - masing. karena bersifat penghargaan, maka penilaian hanya berlaku untuk peroide tertentu.

  • Sebagai Sertifikat

Sistem manajemen K3 juga dapat digunakan untuk sertifikasi penerapan manajemen k3 dalam organisasi. Sertifikasi diberikan oleh lembaga sertifikasi yang telah dikareditasi oleh suatu badan akreditasi. Sistem sertifikasi desawa ini telah berkembang secara gobal karena dapat diacu di seluruh dunia. 

Mengingat banyaknya sistem manajemen k3 yang dikembangkan olehberbagai institut tersebut, timbul kebutuhan untuk menstandarisasikan sekaligus memberikan sertifikasi atas pencapaianya. Dari sini lahirlah sistem penilaian kinerja K3 yang disebut OHSAS 18000 (Occupational Helath adn Safety Assessment Series)

Sistem ini dapat disertifikasikan melalui lembaga sertifikasi, dan diakui secara global. OHSAS 18001 pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999 dan kemudian disempurnakan pada tahun 2007 dan disepakati sebagai suatu Standar Sistem manajemen k3.
OHSAS 18000 terdiri dari dua bagian yaitu OHSAS 18001 sebagai standar atau persyaratan SMk3 dan OHSAS 18002 sebagai pedoman pengembangan dan penerapannya.




Sumber : 
Buku : 
Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja OHSAS 18001 (2010)
Penulis: 


Soehatman Ramli


Multi Kompetensi
Training Integrasi QHSE
Continue reading →

Sunday, January 28, 2018

Tujuan SMK3 (Part 1)
Unknown

Tujuan SMK3 (Part 1)

Tujuan SMK3 (Part 1)

BERBAGAI sistem manajemen K3 tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:


  • Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi
Sistem manajemen k3 digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam organisasi. Dengan membandingan pencapaian K3 organisasi dengan persyaratan tersebut, organisasi dapat mengetahui tingkat pencapaian K3. Pengukuran ini  dilakukan melalui audit sistem manajemen k3.

Di Indonesia, diberlakukan Permanaker No. 05 tahun 1996 tentang Audit Studi Mnajemen K3 yang menetapkan kriteria untuk mengukur kinerja K3 perusahaan. DNV dengan metoda ISRS juga berfungsi sebgai alat ukur pencapaiannya kinerja K3 organisassi melalui perangkat level 1 sampai 10. 

  • Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi
Sistem Manajemen K3 dapat digunakan sebagai pedoman atau  acuan dalam mengembangkan sistem manajemen K3. beberapa bentuk sistem manajemen K3 yang digunakan sebagai acuan misalnya ILO OHMS Guidelines, API HSE MS Guidelines, Oil and Gas Procedure Forum (OGP) HSEMS Guidelines, ISRS dan DNV dan lainnya.


Bersambung............................



Sumber : 
Buku : 
Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja OHSAS 18001 (2010)
Penulis: 


Soehatman Ramli


Multi Kompetensi
Training Integrasi QHSE

Continue reading →

Friday, January 26, 2018

Pengertian SMK3
Unknown

Pengertian SMK3

http://multikompetensi.com/
Pengertian SMK3

MENURUT Kepmenanaker 05 tahun 1996, Sistem manajemen K3 adalah  bagian dari hasil sistem manajamen secara keseluruhan yang meliputi struktr organisasi, perencanaan, tanggug jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan berkaitan kerja guna terciptanya tempat kerja  yang aman efisien dan produktif.

Menurut OHSAS 18001:2007 OHS Management System :

  • A Management system is a set of interrelated elements used to establish policy and objectives and to achive those objectives.
  • A Management system include organizational structure, planning activities (including for example, risk assessment and the setting of objectives), responsibilities, practices, prosedures, process and resources.
Sistem Manajemen K3 merupakan konsep Pengelolaan K3 secara sistematis dan komprehensif dalam suatu sistem manajemen yang utuh melalui proses perencanaan, penerapan, pegukuran dan pengawasan

Pendekatan sistem manajemen K3 telah berkembang sejak tahun 80an yang dipelopori oleh pakar K3 seperti James tye dari British Safety Council, Dan Petersen, Frank Birds dan lainnya.

Desawa ini terdapat berbagai bentuk sistem manajemen K3 yang dikembangkan oleh berbagai lembaga dan institusi didalam dan diluar egeri antara lain:
  • Sistem Manajemen Five Star dari British Safety Council, UK Dikembangkan oleh lembaga K3 di Inggris sekitar tahun 1970 dan digunakan diberbagai perusahaan dan Industri. lembaga ini memberi penghargaan kepada perusahaan yang berprestasi berbentuk pedang keselamatan (Sword of honour). beberapa perusahaan di Indonesia, seperti Pertamina dan Petrokimia telah memperoleh pengahrgaan ini.
  • British Standard BS 8800 Guide to Ocupational Health and Safety Management System
         Merupakan standar tentang Sistem Manajemen K3 yang diberlakukan diInggris dan negara lainnya.
  • Occupational Health and Safety (OHS) Management System, OHSA, USA
  • International Saffety rating System (ISRS) dari ILCI/DNV : Suatu sistem manajemen K3 yang dipelopori oleh ahli K3 dari USA Mr. Frank Bird yang mengembangkan metode penelitian kinerja K3 yang disebut ISRS. Sistem ini memberi peringkat kinerja K3 suatu perusahaan melaluiaudit dan system scoring atau nilai, Diindonesia tekah banyak perusahaan yang menerapkan sistem ini.
  • Process Safety Management OHSA Standard CFR 29 1910.119 Merupakan sistem manajemen k3 yang dirancang khusus untuk industri berisiko tinggi seperti perminyakan dan petrokimia. Diindonesia dikenal dengan Istilah Manajemen Keselamatan  Proses (MKP) yang telah dikembangkan oleh berbagai Industri dan perusahaan.
  • Sistem Manajemen K3 dari Depnaker RI
        Sistem ini telah dikembangkan di Indonesia dan di Implementasikan oleh berbagai              perusahaan. Auditnya dilakukan melalui Sucofindo.
  • American Petroleum Institute: API9001A: Model enviironmental Health & Safety (EHS) Management Sysem.
       lembaga ini mengeluarkan pedoman tentang sistem manajemen keselamanatan kerja di lingkungan
  • American Petroleum Institute: APIRP750, Management of Process Hazards.
  • ILO - OHS 2001: Guidline on OHS Management System 
     Lembaga perburuhan dunia ini juga mengembangkan pedoman sistem manajemen K3 yang banyak digunakan sebagai acuan oleh berbagai negara dan perusahaan
  • E& P Forum : Guidelines for development and Application of HSE Management System.
Semua sistem manajemen K3 tersebut memiliki kesamaan yaitu berdasarkan proses dan fungsi manajemen modern. Yang berbeda adalah element  implementasinya yang disesuaikan dengan kebutuhan masing  masing.

Sumber : 
Buku : 
Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja OHSAS 18001 (2010)
Penulis: 

Soehatman Ramli

Multi Kompetensi
Training Integrasi QHSE


Continue reading →

Wednesday, January 24, 2018

Latar Belakang Sistem Manajemen K3 (part 2)
Unknown

Latar Belakang Sistem Manajemen K3 (part 2)

Multi Kompetensi
Later Belakang Sistem Manajemen K3

Hasil stud tersebut menyimpulkan sebagai berikut:

  • Sebagian besar kecelakaan penerbangan bersumber dari faktos manusia (human error)
  • Kesehatan manusa ini mengindikasikan adanya faktor carelessness atau kurang kompeten dalam melakukan pekerjaan namun hal ini tidak sepenuhnya benar
  • Faktor manusia hanyalah mata rantai paling ujung dari proses terjadinya kecelakaa
  • kecelakaan tidak dapat dicegah dengan mengganti manusia, tetapi hanya dapat dicegah menghilangkan penyebab tidak langsung sebagai penyebab dasar suatu kecelakaan
  • Sebagaian besar mata rantai kecelakaan berada dibawah kndali organisasi yan disebut organizational accident yang hanya dapat di kontrol melalui suatu safety management system
Berdasarkan pertimbangan tersebut, dunia penerbangan telah mensyaratkan penerapan safetymanagement system  


Sumber : 
Buku : 
Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja OHSAS 18001 (2010)
Penulis: 

Soehatman Ramli



Multi Kompetensi
Training Integrasi QHSE

Bersambung.......
Continue reading →

Monday, January 22, 2018

Latar Belakang Sistem Manajemen K3 (part 1)
Unknown

Latar Belakang Sistem Manajemen K3 (part 1)

Multi Kompetensi
Later Belakang Sistem Manajemen K3


KESELAMATAN dan Kesehatan Kerja harus dikelola sebagaimana dengan aspek lainnya dalam perusahaan seperti opearasi, produksi, logistik, sumber daya manusia, keuanan dan pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan seperti apa adanya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk mengelolanya. karena itu, ahli k3 sejak awal tahun 1980an berupaya meyakinkan semua pihak, khususnya manajemen organisasi untuk menempatkan aspek K3 setara dengan unsur lain dalam organisasi. Hal inilah yang mendorong lahirnya berbagai konsep mengenai manajemen K3 (Safety Manajemen).

Semua sistem manajemen K3 bertujuan untuk mengelola risiko K3 yang ada dalam perusahaan agar kejadian yang tidak diinginkan atau dapat menimbulkan kerugian dapat dicegah.


Training Integrasi OHSAS 18001;2007 dan PP No 5 2012


Menurut Dan Petersen dalam bukunya Safety  Manajemen , mengelola K3 sama dengan mengelola aspek lain dalam perusahaan dengan menggunakan pendekatan manajemen modern mulai dari perencanaan, pengorganisasisanm penerapan dan pengawasan.

Hal serupa terjadi disektor penerbangan yang sarat dengan teknologi dan risiko tinggi. Praktisi dan institisi keseamatan penerbangannnya menyimpulkan bahwa keselamatan penerbangan hanya dapat dicapai dengan menerapkan sistem manajemen Keselamatan secara Konsisten. Lembaga penerbangan dunia, seperi ICAO (International Civil Aviation Organization) telah mewajibkan penerapan Safety Management System dalam aktivitas penerbangan untuk menjamin dan meningkatkan kinerja keselamatan penerbangan.

Lembaga penerbangan Sipil Kanada (Transport Canada Civil Aviation) pada tahun 1991 melakukan kajian dan riset intensif mengenai keselamatan penerbangan dan melalui konstitusi dengan para ahli keselamatan penerbangan di dunia, mereka menyimpulkan bahwa satu - satunya cara efisien untuk meningkatkan keselamatan penerbangan adalah mengadop pendekatan sistem utuk mengelola keselamatan penerbangan yang dikenal sebagai Aviation safety Management System (ASMS)


Sumber : 
Buku : 
Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja OHSAS 18001 (2010)
Penulis: 

Soehatman Ramli


Multi Kompetensi
Training Integrasi QHSE

Bersambung............

Continue reading →

Thursday, January 18, 2018

Istilah dan Definisi
Unknown

Istilah dan Definisi

Multi Kompetensi
Istilah dan Definisi

Berikut ini istilah yang banyak digunakan dalam bidang k3 sebagai berikut:


1) Resiko yang dapat diterima

Resiko yang telah ditekan sampai tingkat yang dapat diterima sesuai dengan persyaratan hukum dan kebijakan organisasi.


Training Integrasi OHSAS 18001;2007 dan PP No 5 2012

2) Audit

Suatu proses sistematis, independen dan terdokumentasi untuk mendapatkan "bukti audit" dan evaluasi objektivitasnya untuk menetapkan sejauh mana "kriteria audit" terpenuhi

Catatan 1: a. Independen tidak selalu berarti eksternal organisasi. Dalam banyak hal, khususnya pada organisasi kecil, independen dapat ditunjukan dengan kebebasan dari pertanggung jawaban terhadap bagian yang di audit.

Catatan 2: b. Untuk penjelasan mengenai "bukti audit" dan "kriteria audit" lihat ISO 19011.

3) peningkatan berkelanjtan
Proses berlanjut untuk meningkatkan sistem manajemen K3 dengan maksud untuk mencapai peningkatan kinerja K3 secara menyeluruh konsisten dengan kebijakan organisasi.

Catatan 1:Proses TIDAK PERLU BERJALAN DISELURUH AKTIVITAS SECARA SIMULTAN
Catatan 2: Diacu dari ISO 14001:2004

4) Tindak Koreksi
Tindakan untuk menghilagkan penyebab ketidaksesuaian yang terdeteksi atau situasi yang tidak diinginkan lainnya.

5) Dokumen
Informasi dan media pendukungnya.
Media dapat berupakertas, magnetis elektronik, cakram, fotografi, dan lainnya.

6) Bahaya
Keadaan atau situasi yang potensial yag dapat menyebabkan kerugian seperti luka, sakit, kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan kerja, atau kombinasi seluruhnya.

7) Identifikasi Bahaya
proses pengenalan adanya suatu bahaya dan menentukan karakteristiknya


Info Trainig OHSAS, SMK 3

KLIK DISINI


8) Gangguan Kesehatan kerja

Kondisi yang dapat merusak fisik atau mental yang timbul dari dan / dapat memburuk oleh aktivitas kerja dan / atau situasi yang berhubungan dengan pekerjaan . 

9) Insiden
Adalah kejadian berhubungan dengan pekerjaan yang menimbulkan atau dapat menimbulkan cedera, penyakit kerja (tanpa memandang keparahannya) atau kematian.

10) Pihak yang Berkepentingan

Indivisu atau kelompok, dalam atau diluar tempat kerja yang peduli aau terpengaruh oleh kinerja K3 dari suatu organisasi,


Bersambung..............


Sumber : 
Buku : 
Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja OHSAS 18001 (2010)
Penulis: 

Soehatman Ramli

Multi Kompetensi
Training Integrasi QHSE







Continue reading →
Referensi dan Publikasi
Unknown

Referensi dan Publikasi


Multi Kompetensi
Referensi dan Publikasi

OHSAS 18001 disusun dengan pendekatan untuk dapat dijalankan bersamaa dengan standar lainnya, khususnya manajemen mutu (ISO 9001) dan lingkungan (ISO 14001).
referensi dan acuan yang digunakan untuk OHSAS 18001 antara lain ILO-OSH:2001 Guidelines on Occupational Safety and Health Management System.


Training Integrasi OHSAS 18001;2007 dan PP No 5 2012


Sumber : 
Buku : 
Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja OHSAS 18001 (2010)
Penulis: 
Soehatman Ramli

Multi Kompetensi
Training Integrasi QHSE
Continue reading →

Wednesday, January 17, 2018

Latar Belakang Sistem Manajemen k3 OHSAS 19001:2007
Unknown

Latar Belakang Sistem Manajemen k3 OHSAS 19001:2007

Multi Kompetensi
Latar Belakang Sistem Manajemen k3 OHSAS 19001:2007

Beragamnya sistem manajemen K3 yang dikembangkan berbagai Lembaga atau Institusi, mendorong timbulnya keinginan untuk menetapkan suatu standard yang dapat digunakan secara global. Dengan demikian penerapan K3 dalam organisasi dapat diukur satu dengan lainya dengan menggunakan tolak ukur yang sama.
OHSAS 8001 dikembangkan oleh OHSASProjectGroup, konsorsium 43 oranisasi dari 28 negara.

Tim ini melahirkan kesepakatan menetapkan sistem penilaian (assessment) yang dinamakan OHSAS 18001 yang terdiri atas 2 bagain yaitu:
- OHSAS 18001:Memuat spesifikasi SMK3
- OHSAS 18002: Pedoman Implementasi

Training Integrasi OHSAS 18001;2007 dan PP No 5 2012
OHSAS 18001 bersifat generik dengan pemikiran untuk dapat digunakan dan dikembangkan oleh berbagai oranisasi sesaui dengan sifat, skala kegiatan, resiko serta lingkup kegiatan organisasi. OHSAS 18001:2007 ecara formal dipublikasikan bulan Juli 2007 sebagai Pengganti OHSAS 18001:1999. Sejak diperkenalkan pada tahun 1999, standar ini telah berkembang pesat dan digunakan secara Global.

Secara umum, OHSAS 18001 dapat digunakan bagi setiap organisasi yangingin:
a. Mengembangkan suatu  sistem manajemen K3 untuk menghilangkan atau mengurangi resiko terhadap individu atau pihak terkait lainnya yang kemungkinan terpajan oleh aktivitas organisasi.

b. Menerapkan, memelihara atau meningkatkan sistem manajemen K3

c. Memastikan bahwa kebijakan K3 telah terpenuhi, dan 

d. Menunjukan kesesuaian organiasasi dengan standard SMK3 dengan cara :

- Pernyataan sendir bahwa organisasi telah memenuhi tsandar SMK3
- Memperoleh konfirmasi kesesuaian SMK3 oleh pihak ketiga yang memiliki kepentingan dengan organisasi seperti pelanggan dan pemasok
- Mendapatkan konfirmasi tentang pernyataan sendiri oleh pihak eksternal organisasi
- Memperoleh sertifikasi /registrasi SMk3 oleh badan Sertifikasi.

Sumber : 
Buku : 
Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja OHSAS 18001 (2010)
Penulis: 
Soehatman Ramli

Multi Kompetensi
Training Integrasi QHSE
Continue reading →
close