Menu

Monday, March 26, 2018

Langkah - Langkah Penerapan Sistem Manajemen K3
Unknown

Langkah - Langkah Penerapan Sistem Manajemen K3



Setiap jenis Sistem Manajemen K3 mempunyai elemen atau persyaratan tertentu yang harus dibangun dalam suatu Organisasi. Sistem Manajemen K3 tersebut harus dipraktekkan dalam semua bidang/divisi dalam organisasi. Sistem Manajemen K3 harus dijaga dalam operasinya untuk menjamin bahwa sistem itu  punya peranan dan fungsi dalam menajemen perusahaan.

Dalam melakkan penerapan Sistem Manajemen K3

Untuk lebih memudahkan penerapan Standar Sistem Manajemen K3, berikut ini dijelaskan mengenai tahapan - tahapan dan langkah - langkahnya. Tahapan dan langkah - langkah tersebut dibagi menjadi dua bagaian besar:


a. Tahap Persiapan


Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus dilakukan semua organisasi/ perusahaan. Langkah - ini melibatkan lapisan manajemen  dan sejumlah personel, mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan menetapkan kebutuhan sumber daya yang diperlukan. Adapun, tahap persiapan ini, antara lain:


  • Komitmen Manajemen Puncak
  • Menentukan Ruang Lingkup
  • Menetapkan Cara Penerapan
  • Membentuk Kelompok Penerapan
  • Menetapkan Sumber Daya yang diperlukan

b. Tahap Pembangunan dan Penerapan

 Sistem dalam tahapan ini berisi langkah - langkah yang harus dilakukan oleh Organisasi / Perusahaan dengan melibatkan banyak personel, mulai dari menyelenggarakan penyuluhan dan melaksanakan sendiri kegiatan audit internal serta tinfakan perbaikannya sampai dengan melakukan sertifikasi.



Sumber:

 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/Rudi Suardi, 
Continue reading →

Friday, March 23, 2018

Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3 - Part II
Unknown

Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3 - Part II


Membuat Sistem Manajemen Yang Efektif

Tujuan perusahaan beroperasi adalahmendapatkan keuntungan yang sebesar - besarnya. Hal ii dapatdicapai engan adanya sistem manajemen perusahaan yang efektif. Banyak variabel yang ikut membantu pencapaian sebuah sistem manajemen yang efektif, dsamping mutu, lingkungan, keuangan, teknologi informasi dan K3.

Salah satu bentuk nyata yang bisa kita lihat dari penerapan Sistem Manajemen K3 adalah adanya Prosedur Terdokumentasi. Dengan adanya Prosedur, maka segala aktivitas dan kegiatan yang terjadi akan erorganisir, terarah dan berada dalam koridor yang teratur. rekaman - rekaman sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk memudahkan pembuktian dan identifikasi akar masaslah ketidaksesuaian. Persyaratan perencanaan, evaluasi, dan tindak lanjut merupakan bentuk bagaimana sistem manajemen yang efektif. Pengendalian dan pemantauan aspek penting menjadi penekanan dan ikut memeberi nilai tambah bagi organisasi. Penerapan Sistem Manajemen K3 yang Efektif akan mengurangi rapat - rapat yang membahas ketidaksesuaian. Dengan personel yang semakin meningkat dalam mengetahui potensi ketidaksesuaian. Dengan demikian organisasi dapat berkonsentrasi melakukan peningkatan terhadap sistem manajemennya dibandingkan melakukan perbaikan terhadap permasalahan permasalahan yang terjadi.


Meningkatkan kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan


karyawan yang terjaimin keselamatan dan kesehatan kerjanya akan bekerja lebih optimal dan ini tentu akan berdampak pada produk yang dihasilkan. Pada gilirannya ini akan meningkatkan kualitas Produk da jasa yang dihasilkan ketimbang sebelum dilakukan penerapan. Disamping itu dengan adanya pengakuan penerapan Sistem Manajemen K3, Citra Organisasi terhadap kinerjanya akan semakin meningkat, dan tenty ini kan meningkatkan kepercayaan pelanggan.




Sumber:

 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/Rudi Suardi, 
Continue reading →

Thursday, March 22, 2018

Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
Unknown

Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3


Manfaat penerapan sistem manajemen K3, antara lain:

Perlindungan Karyawan

Tujuan inti penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah memberi perlindungan kepada pekerja. Bagaimanapun, pekerja adaah aset perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatannya.

Pengaruh positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka kecelakaan kerja. Kita tentu  menyadari, karyawan yang terjamin keselamatan dan kesehatannya akan bekerja lebih optimal dibandingkan karyawan yang terancam K3-nya. Dengan adanya jaminan keselamatan, keamanan, dan kesehatan selama bekerja, mereka tentu akan memberikan kepuasan dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.

Memperlihatkan Kepatuhan pada Peraturan danundang - Undang

Banyak organisasi yang telah mematuhi peraturan eksistensinya dalam beberapa tahun. Kita bisa saksikan bagaimana pengaruh buruk yang didapat bagi perusahaan yang melakukan pembangkangan terhadap peraturan dan undang - undang, seperti citra yang buruk, tuntutan hukum dari badan pemerintah, seringnya menghadapi permasalahan dengan tenaga kerjanya semua itu tentunya akanmengakibatkan kebangkrutan. Dengan menerapkan baiknya dalam mamtuhi peraturan dan perundang - undangan sehingga mereka dapat beroperasi normal tanpa menghadapi kendala dari segi ketenagakerjaan.

Mengurangi Biaya

Tidak berbeda dengan falsafah dasar sistem manajemen pada umumnya Sistem Manajemen k3 juga melakukan pencegahan terhadap ketidaksesuaian Dengan menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat terjadinya tersebut. Memang dalam jangka pendek kita akan mengeluarkan biaya cukup besar dalam menerapkan sebuah Sistem Manajemen K3. Apabila jika kita juga melakukan proses sertifikasi diman asetiap enam bulannya akan dilakukan audit yang tentunya juga merupakan biaya yang harus dibayar. Kana tetapi jika penerapan Sistem Manajemen K3 dilaksanakan secara efektif dan penh komitmen, nilai uang yang keluar tersebut jauh lebih kecil dibandingkan biaya yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja. Salah satu biaya premi asuransi. Banyak perusahaan - perusahaan yang mengeluarkan biaya premi asuransi jauh lebih kecil dibandingkan sebelum menerapkan Sistem Manajemen K3.

Bersambung....

Sumber:

 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/Rudi Suardi, 






Continue reading →

Monday, March 19, 2018

Hubungan OHSAS 18001 Dan Permenaker 05/MEN/1996
Unknown

Hubungan OHSAS 18001 Dan Permenaker 05/MEN/1996




Seperti dijelaskan sebelumnya, ISO 9001 dan ISO 14000 diterbitkan oleh lembaga ISO yang berkedudukan di Jenewa, Swiss, sedangkan OHSAS 18000 diterbitkan atas kerjasama organisasi - organisasi dunia, antara lain:

1. National Standards Authority of Irelend
2. South African Bureu of Standards
3. Japanese Standards Association
4. British Standards Intsitution
5. Bureaus Veritas Quality Assurance
6.  Det Norske veritas
7. Lyoyds Register Quality Assurance
8. National Quality Assurance
9. SFS Certification
10. SGS Yarsley International Certification Services
11. Association Espanola de Normalization Certification
12. International Safety Management Organization Ltd
13. SIRIM QAS Sdn Bdn
14. International Certification Services
15. The High Pressure Gas Safety Instittute of Japan
16. The Enginering Employers Federation
17. Singapore Productivity and Standards Board
18. Institute Mexicano de Normalization y Certification

OHSAS 18000 sekarang kita kenal memiliki struktur yang mirip dengan ISO 14001:1996. Dengan demikian OHSAS 18001 lebih mudah diintegrasikan dengan ISO 14000, walau dapat juga diintegrasikan dengan ISO 9000.

Indonesia sendiri juga telah mengembangkan Sistem Manajemen K3 sejenis sistem dikenal Permenaker 05/Men/1996. berbeda dengan OHSAS 18000 yang sistem auditnya hampir sama dengan ISO 14000 atau ISO 9000 yang diaudit oleh badan sertifikai manapun, maka khusus untuk permenaker 05/Men.1996 yang merupakan penilaian penilaian kinerja hanya bisa diaudit oleh Sucofindo.

Perbedaan lain dari OHSAS 18001 dan Permenaker 05/Men/1996 adalah Permenaker 05/Men/1996 memiliki pembagian jumlah/ jenis lemeen untuk jenis perusahaan yang tergantung pada besar kecil perusahaan yang bersangkutan. Sednag persyaratan untuk OHSAS 18001 berkalu untuk semua jenis organisasi tanpa  memperlihatkan besar kecilnya perusahaan itu.

Bersambung....

Sumber;

 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/Rudi Suardi, 
Continue reading →

Tuesday, March 13, 2018

 Sejarah Sistem Maajemen K3 - Part II
Unknown

Sejarah Sistem Maajemen K3 - Part II



Pada tahun 1998, The Occupational Safety adn Healty Branch (Sekarang: Safe Work)ILO bekerja sama dengan the International Occupational Hygiene Assosiation (IOHA) melakukan identifikasi elemen  elemen kunci dari sebuah Sistem manajemen K3.

pada tahun 1999, anggota Lembaga ISO yaitu British Standards Institusion (BSI) meluncurkan sebuah proporsional resmi ( Ballot document ISO /TMB/TSP 190) untuk membuat sebuah Komite teknik ISO yang bertugas membuat sebuah Standar Internasional Nonsertifikasi. Hal ini menimbulkan persaingan dengan ILO yang sedang mempopulerkan SIstem Manajemen K3. ILO sendiri didukung oleh International Organization of Employers (IOE) dan the International  Confederation of Free Trade Unions (ICFTU) dan afiliasi - afiliasinya. Akibatnya proposal yang diusulkan oleh BSI pun ditolak.
Draf final yang disusun oleh ILO dihasilkan awal tahun 2001. Hasil pertemuan pada April tahun 2001 the ILO Guidelines on OSH Management System (The ILO/OSH 2001) pun disepakati.

THE ILO/OSH 2001 merupakan model yang unik. Selain dapat disesuaikan dengansistem manajemen lainnya, ia tidak ditujukan untuk menggantikan undang - undang di negara bersangkutan, tidak mengikat dan tidak mempersyaratkan sertifikasi.

Akan tetapi pada tahun 1999 BSI dengan badan - badan sertifikasi dunia meluncurkan juga sebuah Standar Sistem Manajemen K3 yangdiberi nama Occuapational Health and Safety management Systems (OHSAS 18001).
Struktur yang dimiliki THe ILO/OSH 2001 pun memiliki kesamaan dengan OHSAS 18001

Sumber;

 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/Rudi Suardi, 

Continue reading →
 Sejarah Sistem Maajemen K3
Unknown

Sejarah Sistem Maajemen K3


Sejarah Sistem Maajemen K3

Dibandingkan dua kerabat dekatnya, Sistem manajemen utu ISO 9001:2000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004, Sistem Manajemen K3 memang belum populer, standar yang sekarang kita kenal seperti OHSAS 18001: 1999 pun tidak diterbitkan oleh Lembaga Standarisasi Dunia (ISO), tapi melalui kesepakatan badan-badan sertifikat yang ada dibeberapa negara.

Sistem Manajemen K3 sebenarnya telah mulai diterapkan di malaysia pada tahun 1994 dengan dikeluarkannya Undang - unadang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tahun 19966. Lembaga ISo juga telah mulai merangcang sebuah Sistem Manajemen K3 dengan melakukan pendekatan terhadap Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan Sistem Manajemen Lingkungan  ISo 14001. Hasil Workshop yang diadakan saat itu adalah didapatkan agar ISo mengehentikan upayanya membangun sebuah Sistem Manajemen K3 sejenis ISO 901 dan ISo 14001. Alasannya kala itu adalah K3 merupakan struktur yang bersifat tiga pihak maka penyusunan sebuah ketentuan Standar Sistem manajemen K3 diserahkan ke masing - masing negara.

Bersambung........

Sumber;

 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/Rudi Suardi, 

Continue reading →

Monday, March 12, 2018

Manajemen K3 - Part II
Unknown

Manajemen K3 - Part II



Faktor - faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, baik dari aspek penyakit kerja maupun kecelakaan kerja, dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya:

1. Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lain - lain.
2. Faktor kimia, yaitu berupa Gas, Uap, debu, kabut, asap, awan, cairan dan benda - benda padat.
3. Faktor biologi , baik dari golongan hewan maupun dari tumbuh - tumbuhan.
4. Faktor Fisiologis, seperti Konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja
5. Faktor Mental-Psiklogis, yaitu susunan kerja, hubungan diantara pekerja atau dengan pengusaha, pemeliharaan kerja dan sebagainya.

Faktor - faktor tersebut tentu bisa mengganggu daya kerja seorang buruh. Misalnya, penerangan yang kurang cukup intensitasnya biasanya akan melelahkan mata. Sura gaduh danbising berpengaruh pula pada daya ingat termasuk konsentrasi fikiran. Akibatnya terjadi kelelahan psikologis, bahkan dapat menyebabkan tuli.

Lingkungan kesehatantempat kerja yang buruk  dapat mempengaruhi derajat kesehatan dan juga daya kerja para buruh. Dengan demikian sangat perlu adanya upaya pengendalian untuk dapat mencegah, mengurangi bahkan menekan agar hal demikian tidak terjadi.

Gangguan - gangguan pada ksehatan dan daya kerja akibat berbagai faktof dalam pekerjaan bisa dihindari. Asal saja para pekerja dan pihak pengelola perusahaan pnya kemauan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. Tentunya perundangan tidak akan ada faerahnya, apabila pemimpin perusahaan atau industri tidak melaksanakan ketetapan ketetapan perundangan itu. 
Dengan adanya perhatian dari para  pengusaha berkaitan dengan masalah kesehatan dan adanya jaminan keselamatan kerja, maka secara langsung hal ini ikut membantu mensejahterakan para buruh, disamping tingkat pendapatan (upah) yang diberikan pihak perusahaan.

Kesehatan jasmani dan rohani meruupakan faktor penunjang untuk meningkatkan produktivitas seseorangdalam bekerja. Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan terus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai setelah berhenti bekerja. Kesegaran jasmani dan rohani bukan saja pencerminan kesehatan fisik dan mental, tetapi juga gambaran adanya keserasian penyesuaian seseorang dengan pekerjaannya, yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman, pendidikan dan pengetahuan yang dimilikinya.


Sumber;

 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/Rudi Suardi, 

Continue reading →

Friday, March 9, 2018

Manajemen K3
Unknown

Manajemen K3


Dalam pasar bebas yang marak dengan berbagai persaingan, penerapan manajemen K3 sangat penting untuk dijalankan dengan baik dan terarah. Proses industrialisasi merupakan 'Syarat Mutlak' untuk membangun negeri ini. Pengalaman di negara-negara lain menunjukan bahwa tren suatu pertumbuhan dari sistem K3 adalah fase- fase , yaitu fase kesejahteraan, fase produktivitas kerja, dan fase toksikologi industri.

Sekarang ini, K3 sebagaimana halnya aspek - aspek tentang pengaturan tenaga kerja, sedang berada pada fase 'Kesejahteraan' , terutama umumnya para buruh. Mungkin setelah tercapainya kestabilan politik, hukum, dan ekonmi ,kita bisa memulai menginjakan kaki ke fase produktivitas kerja. Sedang fase toksikologi industri, cepat lambatnya dicapai tergantung kepada kemampuan untuk mengembangkan perindustrian pada umumnya.

Penerapan pengaturan perundag undangan dan pengawasan serta perlindungan para buruh merupakan prinsif dasar dalam sistem manajemen ini. Keselamatan dan Kesehatan kerja yang disesuaikan dengan ' sistem ergonomi' (penyesuaian beban kerja/ alat kerja dengan kemampuan dan fisik pekerja), merupakan salah satu usaha ntuk mencetak para buruh yang produktif dengan penigkatan SDM yang profesional dan andal.

Agar para buruh (buruh pabrik, misalnya) berada dalam kondisi  sehatnya dan produktivitas kerja yang setinggi - tingginya, maka mereka perlu mendapatkn keseimbangan yang menguntungkan dari faktor beban kerja, dan beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja. Setiap pekerjaan bisa menjadi beban bagi pelakunya. Beban yang dimaksud mungkin fisik, mental atausosial.

Seorang pekerja berat, seperti pekerja bongkar danmuat barang di pelabuhan tentu lebih banyak beban fiiknya dari pada beban mental atau sosial.
Sebaliknya, seorang pengusaha, mungkin beban mentalnya relatif lebih besar. begitupula petugas sosial, tentu lebih menghadapi beban - beban sosialnya.

bersambung......


Sumber;

 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/Rudi Suardi, 

Continue reading →
Manajemen
Unknown

Manajemen



Salah satu fungsi dari manajemen di semua tingkat adalah Kontrol. 

Ada tiga faktor yang sering menyebabkan kontrolkuran baik yaitu :

a. Program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja kurang baik.
b. Standar program kurang tepat atau kurang mendalami standar tersebut
c. Pelaksanaan standar kurang tepat.

Program manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja meliputi:

a. Kepemimpinan dan administrasinya
b. Manajemen keselamatan dan esehatan kerja yag terpadu
c. Pengawasan
d. Analisis pekerjaan dan prosedural
e. Penelitian dan analisis pekerjaan
f. Latihan bagi  tenaga kerja
g. pelayanan kesehatan kerja
h. Penyediaan alat pelindung diri
i. Peningkatan kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
k. Laporan dan pendataan.


Faktor penyebab dasar:


Penyebab dasar dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
a. Faktor perorangan, antara lain: kurang penetahuan, kurangketerampilan, motivasi kurang baik, masalah fisik, dan mental

b. Faktor pekerjaan antara lain: standar kerja yang kurang baik, standar perencanaan yang kurang tepat, standar perawatan yang kurag tepat, stadar pembelian yang kurang tepat, aus dan retak akibat pemakaian setelah lama dipakai, pemakaian abnormal.

Dari penyebab dasar inilah timbul keadaan yang disebut substandar (un-safe) yang berupa gejala gejala dari kondisi dan perbuatan substandar. Dengan memakai istilah standar kita dapat memberikan suatu ukuran tertentu yang standar, ukuran yang digunakan .Yang tidak memenuhi standar tertentu disebut substandar. Kondisi dan perbuatan substandar ini timbul sebagai akibat dari adanya penyebab dasar (basic causes)


Perbuatan substandar yang sering dijumapi, anata lain:


  • Menjalankan yang bukan tugasnya, gagal memberikan peringatan
  • Menjalakan pesawat melebihi kecepatan
  • Melepaskan alat pengaan atau membuat alat pengaman tidak berfungsi
  • Membuat peralatan yang rusak
  • Tidak memakai alat pelindungdiri
  • Memuat sesuatu secaraberlebihan
  • Menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya
  • Mengangkat berlebihan
  • Posisi kerja yang tidak tepat
  • Melakukan perbaikan pada waktu mesin masih berjalan
  • Bersenda gurau
  • Bertengkar
  • Berada dalam pengaruh alkohol atau obat- obatan

Kondisi - kondisi  Substandar yang sering dijumpai, antara lain:

  • Pengamanan tidak sempurna
  • Alat pelindung diri yang tidak memenuhi syarat
  • Bahan atau peralatan kerja yang telah rusak
  • Gerak tidak leluasa karena tumpukan benda
  • Sistem tanda bahaya tidak memenuhi syarat
  • House Keeping dan Lay out yangjelek
  • 'Lingkungan kerja yang mengandung baaya, antara lain : Iklim kerja panas/dingin, penerangan tidak memenuhi syarat, ventilasi kurangbaik, tingkat kebisingan tinggi, pemaparan terhadap radiasi.

Kontak


Kecelakaan timbul karena kontak tubuh atau benda dean sumber energi yang melampuai nilai ambang batas. Sumber energi ini dapat berupa tenaga gerak, kimia, listrik dan lain - lain. Beberapa energi yang sering menimbulkan kecelakaan adalah terbentur pada suatu benda, terbentur pada benda/alat yangbergerak, jatuh ke tingkat yang lebih redah , kontak dengan listrik dan panas.

Kerugian


Suatu kecelakaan dapat menimbulkan kerugian berupa kerusakan pada tubuh si korban maupun kerusakan pada harta benda. Kerusakan dapat langsung terlihat (luka, patah, luka bakar, dan lain - lain). atau baru terlihat setelah wat=ktu yang lama (penyakit akibat kerja yangtidak segera terlihat gejala - gekjalanya). Demikian juga kerusakan pada harta benda, ada yang terlihat langsung dan ada juga yang akan memberikan akibat setelah beberapa lama kemudian. Misalnya peralatan baru yang menimbulkan stres berlebihan.

Sumber;
 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/Rudi Suardi, 
Continue reading →

Tuesday, March 6, 2018

Fakta Tentang K3
Unknown

Fakta Tentang K3



Kecelakaan dan sakit di tempat kerja membunuh dan menekan lebih banyak korban jika dibandingkan dengan perang dunia. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata - rata 6.000 orang meningggal, setara dengan satu orang setiap 15 detik, atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan deengan pekerjaan mereka.

Jumlah pria yang meninggal dua kali lebih banyak ketimbang wanita, karena merek amungkin melakukan pekerjaan berbahaya. Secara keseluruhan, kecelakaan ditempat kerja telah menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karen asakit yang diderita dalam pekerjaan seperti membongkar zat kimia beracun (ILO 2003)

kecelakaan kerja tidak harus dilihat sebagai takdir, karena kecelakaan itu tidaklah terjadi begitu saja. Kecelakaan pasti ada penyebabnya. Kelalaian perusahaan yang semata - mata memusatkan diri pada keuntungan, dan kegagalan pemerintah untuk meratifikasi konvensi keselamatan internasional atau melakukan pemeriksaan buruh, merupakan dua penyebabbesar kematian terhadap pekerja. Negara kaya sering mengekspor pekerjaan berbahaya ke negara miskin dengan upah buruh yang lebih murah dan standar keselamatan pekerja yang dinilai lebih rendah. Selain itu, di negara - negara berkembang seperti Indonesia, undnag - undang keselamatan kerja yang berlaku tidak secara otomatis meningkatkan kondisi di tempat kerja, disamping  hukuman yangringanbagi yang melanggar aturan. Padahal meningkatkan standar keselamatan kerja yang lebih baik akan menghasilkan keuangan yang baik. Pengeluaran biaya akibat kecelakaan dan sakit yang berkaitan dengan kerja merugikan ekonomi duia lebih dari seribu milair dolar (850 miliar euro) d seluruh dunia, atau 20 kali jumlah bantuan umum yang diberikan pada dunia berkembang. Di AS saja, kecelakaan kerja merugikan pekerja puluhan miliar dolar karena meningkatnya premi asuransi, kompensasi dan menggaji staff pengganti.

K3 termasuk kedalam suatu wilayah Higiene Perusahaan dan kesehatan Kerja (Hiperkes) terkadang terlupakan oleh para pengusaha. Padahal, K3mepunyai tujuan pokok dalam upaya memajukan dan mengambangkan proses industrialisasi, terutama dalam mewujudkan kesejahteraan para buruh.
Tujuan dari Sistem manajemen k3 adalah :

1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi - tingginya , baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja- pekerja bebas.
2. Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan - kecelakaan akibat kerja, memelihara, dan meningkatkan kesehatan dan gizi para tenaga kerja, merawat dan meningkatkan efisiensi dan gaya productivitas tenaga manusia, memberantas kelelahan kerja dan melipatgandakan gairah serta kenikmatan kerja.

lebih jauh sistem ini dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya pengotoran bahan - banhan proses industrialisasi yang bersangsukatan, dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya - bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk- produk industri.

dalam konteks ini, kiranya tidak berlebihan jika K3 dikatakan merupakan modal utama kesejahteraan para buruh/ tenaga kerja secara keseluruhan. Selain itu, dengan penerapan K3 yang baik dan terarah dalam suatu wadah industri tentunya akan memberikan dampak lain, salahsatunya adalah Sumber Daya Manusia (SDM0 yang berkwalitas.

Sumber;
 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/Rudi Suardi, 

Continue reading →
close